Friday, February 1, 2013

Manfaat Air Kelapa Untuk Wanita

Manfaat air kelapa memang sungguh luar biasa. Air kelapa kini juga boleh dijadikan sahabat wanita, karena menawarkan sejumlah manfaat bagi tubuh.
Berikut kebaikan air kelapa bagi tubuh wanita, seperti dilansir dari Boldsky (31/1).
Minuman kesehatan wanita hamil. Mengonsumsi air kelapa setiap hari bisa meringankan morning sickness, bahkan menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang karena muntah.
Air kelapa juga memiliki sifat antijamur, antivirus dan antibakteri yang juga ditemukan dalam ASI untuk menangkal penyakit. Bahkan, air kelapa kaya akan asam laurat yang memperkuat sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. Semuanya ini menawarkan perlindungan tambahan untuk bayi Anda.
Cegah infeksi saluran kemih. Air kelapa bisa membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih. Sifatnya yang diuretik juga membantu mencegah infeksi saluran kemih, batu ginjal, melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
Membantu hidrasi tubuh. Elektrolit dan kalium dalam air kelapa membuatnya berguna untuk menganti cairan yang hilang selama olahraga, terutama bagi wanita yang tinggal di iklim tropis. Temuan dalam Journal of International Society of Sports Nutrition telah mengungkapkan bahwa air kelapa sangat cocok dikonsumsi usai berolahraga dibandingkan energi drink karena sifatnya menghidrasi.
Menurunkan berat badan. Salah satu manfaat air kelapa adalah mengontrol berat badan karena air kelapa memiliki rendah kalori dan lemak. Juga, kaya akan karbohidrat dan nutrisi lainnya yang bisa memberikan energi ekstra.
Bagus untuk kulit. Air kelapa kaya akan antioksidan, nutrisi yang membantu menghilangkan radikal bebas (akibat polusi, sinar matahari dan stres emosional) yang dapat merusak kulit Anda. Menurut peneliti di University of Maryland Medical Center, air kelapa juga mengandung banyak elektrolit yang mencegah dehidrasi sebagai penyebab kulit kendur dan kering.

Penyebab Bau Tak Sedap Pada Vagina


Vagina bau merupakan suatu gangguan yang kerap terjadi pada perempuan. Banyak wanita yang bertanya-tanya mengenai mengapa area kewanitaannya ini sering menimbulkan bau yang tak sedap.

Menurut Dr Lauren Streicher, asisten profesor klinis kebidanan dan ginekologi di sekolah kedokteran Northwestern University, vagina bau umumnya disebabkan oleh pH feminim yang tidak seimbang. Menstruasi, hubungan seksual, douching (membersihkan vagina salah) dan penggunaan sabun dapat menyebabkan ketidakseimbangan ini.

Dr Sharon R. Thompson dari Central Phoenix Obstetrics and Gynecology menjelaskan beberapa item yang dapat menyebabkan gangguan dalam keseimbangan vagina, seperti detergen cuci baju, sabun, panty liner, beberapa jenis pakaian dan kondom lateks.

"Wanita yang sering mengalami vagina bau harus bisa menilai lingkungannya yang berpotensi menyebabkan iritasi dan membuat perubahan untuk menghilangkannya," jelas Dr Thompson, dilansir melalui Sheknows (27/4).

Untuk menghilangkan bau tak sedap pada vagina, Anda sebaiknya selalu mandi teratur, mengganti pakaian dalam yang basah atau terkena keringat dan menghindari penggunaan berulang pakaian ketat.

"Banyak produk yang dipasarkan khusus untuk daerah kelamin perempuan, yang terkadang dapat mengganggu keseimbangan pH normal, menyebabkan iritasi dan infeksi," tambah Dr O'Connor.

Penggunaan sabun wangi juga berpotensi membuat masalah vagina bau menjadi lebih parah dalam jangka panjang. Menurut Dr O'Connor, sabun wangi dan gel yang mengandung parfum dan bahan lain dapat mengiritasi jaringan halus di daerah kelamin.

Anda juga perlu tahu kapan bau di daerah kewanitaan Anda sudah melewati batas, dan dapat menjadi sesuatu yang berbahaya. Dr O'Connor menyarankan Anda untuk melihat timbulnya ruam, iritasi atau rasa gatal dan perubahan pada bau vagina Anda. Jika Anda melihat salah satu gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera temui dokter.

Berenang Saat Haid, Boleh?

Pasti sudah sering mendengar larangan untuk berenang saat sedang menstruasi. Oh dear it's just a bullshit.
Jika selama datang tamu bulanan tak boleh berenang, bagaimana nasib perenang profesional, penyelam, lifeguard atau ahli biologi akuatik wanita? Jangan takut air di kolam bakal berubah menjadi merah. Berenang semasa menstruasi malah membantu meredam efek samping mens yang menyebalkan.
Menurut beberapa riset, wanita haid yang berenang mengalami penurunan tingkat stres, kelelahan dan rasa nyeri. Pada akhirnya, justru membantu Anda untuk tidur malam lebih nyenyak. Bahkan, tekanan air dalam kolam juga membantu meredakan sakit punggung selama menstruasi.
Berenang selama masa haid sah-sah saja kok. Untuk mencegah situasi yang memalukan, jangan lupa untuk tetap pakai pembalut Anda saat berada di kolam renang. Yang perlu diperhatikan adalah rutin mengganti pembalut setiap enam jam sekali. Jika tidak, siap-siap timbul bercak di celana Anda alias 'tembus'. Usai berenang, segera ganti pembalut baru guna mencegah berkembangnya infeksi kuman dan virus di vagina. 

Jangan lakukan Ini Ke Vagina


Wanita memang sangat peduli terhadap kecantikan. Tak hanya perawatan kecantikan di wajah saja, area intim pun tak luput dari perhatian. Kini, perawatan kecantikan vagina sedang nge-tren. Jadi Anda siap untuk ikut tren tersebut, maka bersiaplah untuk mengalami risiko berbahaya bagi kesehatan.
Berikut tren kecantikan bagi Miss V yang berbahaya, dilansir dari Health.com (9/1).
Mengecat bulu kemaluan. Kulit di area kemaluan jauh lebih mudah iritasi karena sangat sensitif dibandingkan kulit kepala Anda. Jadi, pikirkan ulang sebelum mewarnai bulu kemaluan demi mencegah terjadinya iritasi di daerah Miss V.
Bleaching. Bleaching atau pemutihan sengaja di lakukan wanita agar memiliki kulit yang lebih cerah di sekitar vagina. Sayangnya, bleaching dapat menyebabkan kulit iritasi, melepuh bahkan sulit buang air besar. "Jika dilakukan dengan tidak benar, ada kemungkinan risiko terkena herpes atau infeksi bakteri," jelas dermatolog Doris Day.
Brazilian waxing. Menghilangkan hampir semua bulu kemaluan bukanlah ide yang baik. Sadarkah Anda bahwa bulu kemaluan memberikan perlindungan bagi vagina Anda? "Waxing dapat mengangkat atau merobek kulit halus, yang menyebabkan rambut tumbuh ke dalam, timbul ruam dan infeksi," tegas Dr. Libby Edwards, MD, chief of dermatology di Carolinas Medical Center, Carolina.
Tindik vagina. Tak hanya di telinga atau hidung saja. Tren tindik yang cukup nyeleneh juga dilakukan di sekitar vagina. Tentu saja risiko terkena infeksi sangat besar, mengingat area intim Anda sangat sensitif. Waspadai juga risiko pembengkakan dan kemerahan.

Bahaya Jeans Ketat Untuk Vagina


Apakah Anda memerhatikan kalau belakangan ini area Miss Cheerful sering terasa "geli"?
Nope, bukan rasa "geli" biasa lho, tapi sensasi yang mirip dengan perasaan ketika kaki Anda kesemutan.

"Jeans yang terlalu ketat akan menekan saraf pada tulang panggul Anda, dan mengakibatkan kurangnya aliran darah dan oksigen ke vagina Anda," jelas Dr. Bratter.

Ada nama untuk kondisi macam ini adalah meralgia aresthetica. Efek jangka panjang? Anda akan merasa sakit luar biasa di vagina karena saraf yang rusak.

Semakin ketat celana jeans, semakin bagus pula bentuk bokong Anda dibuatnya. Tapi mungkin, not toooo tight? Perhatikan ukuran celana yang sering Anda kenakan agar ada ruang lebih bagi Miss Cheerful untuk "bernapas". Tapi jika rasa geli itu kembali muncul, segera cek ke dokter.

Untuk mengetahui apakah jeans Anda terlalu skinny, lakukan sebuah tes sederhana. Jika Anda bisa jongkok saat mengenakan jeans tanpa merasa adanya tekanan di Miss Cheerful, that's great!

Penyebab Vagina Kering


Hampir semua wanita akan mengalami suatu masa dimana vagina akan terasa kering, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan atau nyeri saat berhubungan seks. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter jika hal ini mulai mengganggu dan mengkhawatirkan, apalagi jika kekeringan pada vagina disertai rasa terbakar, gatal, sakit, atau tetap kering meski sudah diberi pelumas buatan. Banyak hal yang menyebabkan vagina kering. Berikut ini ada 6 penyebab vagina kering yang dilansir melalui healthyvaginas, Rabu (22/2).
Penurunan Kadar Estrogen
Salah satu penyebab paling umum dari keringnya miss V adalah penurunan kadar estrogen, terutama saat setelah melahirkan, selama perimenopause, menopause atau menyusui, yang dapat menyebabkan penipisan dan pengeringan dinding vagina. 
Pengobatan Kanker
Pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan radiasi juga dapat menyebabkan penurunan lubrikasi vagina. Meskipun, kondisi Anda sangat membutuhkan pengobatan ini, Anda bisa menghindari kekeringan pada miss V dengan menggunakan krim pelembab yang berbahan dasar air maupun gel peremajaan vagina. Selain itu, tindakan operasi yang berkaitan reproduksi wanita, seperti operasi pengangkatan rahim, juga akan menyebabkan turunnya produksi lendir lubrikasi.
Penggunaan Obat
Obat antidepresan, asma, alergi dan obat lainnya yang dijual bebas atau yang mengandung antihistamin akan menyebabkan pembuluh darah sistemik, pada gilirannya juga akan menurunkan produksi cairan lubrikasi vagina. Selain itu, penggunaan cairan pembersih vagina juga dapat menganggu keseimbangan di dalam vagina dan menimbulkan peradangan (vaginitis), sehingga vagina terasa kering atau teriritasi.
Alergi
Banyak wanita yang mengalami alergi terhadap bahan kimia dalam deterjen, sabun, produk kebersihan dan parfum yang mempengaruhi kulit mereka. Ternyata, iritasi yang disebabkan oleh pakaian atau handuk juga dapat mempengaruhi vagina Anda. Selain itu, kondom dan pembalut yang memiliki aroma juga harus dihindari karena mengganggu keseimbangan pH alami vagina.
Stres
Faktor psikologis dan emosional, seperti stres dan mudah cemas, ternyata juga mendatangkan malapetaka pada hasrat seksual dengan menyebabkan kekeringan pada vagina. Saat wanita sedang stres, maka aliran darah tidak mengalir dengan baik yang mengakibatkan terjadinya vagina kering.

Membersihkan Vagina

Vagina merupakan organ sensitif dan perlu perhatian khusus karena rentan infeksi jamur. Tidak jarang wanita menggunakan sabun untuk membersihkan area kewanitaan setiap kali mandi. Namun ternyata pemakaian sabun secara berlebihan untuk vagina justru akan memberikan dampak kurang baik. 

Menurut dr. Febriansyah Darus. Sp.OG, dokter spesialis obstetri & ginekologi yang berpraktik di RSIA Kemang Medical Care, Jakarta, Seharusnya sabun pembersih untuk kewanitaan tidak dipakai secara rutin. Disamping itu ia menjelaskan, pemakaian sabun terlalu berlebihan, terutama sabun yang bukan khusus untuk vagina, bisa menyebabkan perubahan asam basa vagina. Maka jika dipakai terlalu sering akan berbahaya. 

Dokter yang juga berpraktik di RS Hermina Jatinegara dan RSPAD Gatot Subroto ini menjelaskan, terlalu sering menggunakan sabun pembersih justru merangsang timbulnya keputihan. “Terutama ini bisa terjadi jika kita menggunakan sabun kosmetik yang pH-nya tidak sesuai dengan pH (kadar keasaman vagina,” ujarnya.

Pemakaian sabun yang tidak sesuai menyebabkan suasana asam basa vagina berubah. Perubahan lingkungan dalam organ intim ini menyebabkan kuman yang mestinya normal justru menjadi lebih banyak pertumbuhannya. Kuman yang seharusnya tidak ada justru timbul karena daya tahan vagina berubah. Hal ini terjadi akibat perubahan asam basa yang dipicu penggunaan pembersih tidak semestinya, misalnya sabun biasa (alkalis).

Sebaiknya, dr Febriansyah  menyarankan, gunakan pembersih dalam kondisi tertentu saja. Misalnya, di saat kondisi vagina sedang basah atau berair atau ketika muncul keputihan. 

Bagaimana jika memang ingin dibersihkan? Kata dr Febriansyah, gunakan sabun khusus untuk vagina supaya lingkungan organ intim kembali normal. “Sekarang kan sudah ada sabun-sabun yang direkomendasikan, tetapi kita nggak mau menyebut brand ya,” tandasnya. Jika salah pilih sabun, bisa semakin memperparah keputihan.

Dalam memilih pembersih, dr. Febriansyah menyarankan produk yang mampu mempertahankan Lactobacillus. Lactobacillus adalah salah satu jenis kuman yang menyebabkan asam basa vagina menjadi netral dan menjaga pH alami.

“Kurangi juga produk-produk yang terlalu banyak mengandung detergen dengan busa terlalu banyak, karena vagina akan menjadi lebih basa dan jadi kering,” jelas dr. Febriansyah. 

Namun meskipun sudah banyak sabun khusus vagina, kita tetap harus menggunakannya sesuai kebutuhan saja. “Jika organ kewanitaan tidak bermasalah, tidak basah, tidak berair, dicuci dengan air biasa yang steril justru lebih aman,” katanya.

Untuk merawat vagina, berikut rekomendasi dr. Febriansyah Darus:

1. Awasi keputihan. Kalau ada keputihan yang sudah berwarna, berbau, gatal, segera diobati. Tetapi jika keputihannya tetap berwarna bening, tidak gatal, dan tidak berbau, berarti masih normal. Tidak diobati juga tak apa-apa.

2. Jangan biarkan vagina lembap. Biasanya, usai buang air kecil, keringkan vagina sebelum memakai celana dalam. Jika celana dalam telanjur kena basah, sebaiknya ganti saja agar tidak lembap. 

3. Hati-hati memakai pantyliner. Jangan memakai pantyliner terlalu lama hingga 8-12 jam. Pemakaian pantyliner terlalu lama, apalagi yang tidak menyerap keringat, menyebabkan vagina menjadi lembap. Pantyliner sebaiknya sering diganti setiap 3-4 jam sekali. Gunakan pula produk pembersih vagina yang tidak mengandung detergen.