Saturday, December 17, 2011

Seks Berresiko Tinggi Usia 20-29 Tahun

Hingga akhir Maret jumlah kasus HIV/AIDS di Mimika mencapai 2.303 kasus, terdiri atas HIV sebanyak 1.753 kasus dan AIDS sebanyak 550 kasus.

Dalam laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Mimika di Timika, Jumat (14/5/2010) selama periode Januari-Maret 2010 disebutkan terjadi penambahan 123 kasus baru yaitu HIV sebanyak 90 kasus dan AIDS 33 kasus.

Temuan kasus baru tersebut berdasarkan laporan sejumlah unit layanan voluntary conseling test (VCT) yaitu terbanyak dari RSMM Timika dan RS Tembagapura, selanjutnya Klinik Reproduksi Malcon PT Freeport, Puskesmas Timika Jaya dan Kwamki Lama serta RSUD Mimika.

Sekretaris KPA Mimika, Reynold Ubra mengatakan pola penularan kasus HIV di Mimika seluruhnya melalui media hubungan seksual dengan kelompok berisiko.

"Laki-laki yang terinfeksi kebanyakan merupakan pelanggan Pekerja Seks Komersial (PSK) dan kelompok usia produktif 20-29 tahun paling rentan tertular HIV," jelas Reynold.

Menurut Reynold, temuan infeksi baru HIV hampir 80 persen dibanding temuan kasus AIDS. Hal itu menandakan perilaku risiko tertular masih tetap tinggi.

"Rata-rata temuan kasus HIV/AIDS per triwulan di Mimika mencapai 90 hingga 130 kasus baru," jelasnya.

Guna menekan laju kasus HIV/AIDS di Mimika, KPA setempat akan memasang 72 dispenser kondom pada 15 lokasi baik pada unit pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun klinik swasta di kota Timika.

Dengan semakin banyaknya tersedia dispenser kondom, maka warga setempat lebih mudah mengakses kondom yang dianggap sebagai salah satu alat pencegahan penularan virus HIV saat berhubungan intim.

Selain itu, sejak tahun ajaran mendatang kurikulum HIV/AIDS akan menjadi kurikulum yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah setempat mulai tingkat SD hingga SMA.

Saat ini tim dari Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Mimika bersama KPA Mimika sedang menyusun kurikulum HIV/AIDS tersebut.

Sementara itu pada Jumat siang berlangsung workshop penanggulangan HIV/AIDS di Mimika yang diikuti para pekerja pers dan kelompok kunci seperti PSK dan relawan AIDS di Mimika.

Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Mimika, Saiful Taqin mengatakan kegiatan tersebut dilakukan untuk menyatukan pemahaman pekerja pers dengan populasi kunci dalam menekan laju kasus HIV/AIDS di Mimika.

Menurut Taqin, pemberitaan media massa yang tidak akurat, diskriminatif justru memberikan stigma buruk bagi para PSK, terutama mereka yang terinfeksi.

"Media massa memegang peranan penting dalam mengubah pandangan masyarakat terhadap kasus ini maupun terhadap ODHA melalui pemberitaan yang tidak menakutkan," harapnya.

Pria Indonesia Rata-rata Ganti Pasangan Sebanyak 5 Kali!!!

Sexual Wellbeing Global Survey yang diadakan Durex mengungkapkan fakta bahwa rata-rata pria di Indonesia berganti pasangan seks sebanyak lima kali, sedangkan wanita hanya dua kali.
Survei itu juga menyebutkan, sebanyak 13 persen pria Indonesia tidak setia terhadap pasangannya. Angka ini lebih tinggi dari jumlah pria tidak setia di Amerika Serikat (10 persen) dan Inggris (8 persen).

Selain itu, penelitian ini juga menyebutkan bahwa 1 dari 5 orang Indonesia yang sedang menjalin hubungan mengaku tidak mengetahui apakah pasangan mereka pernah menderita infeksi menular seksual (IMS). Fakta-fakta ini yang menyebabkan risiko penularan penyakit menjadi semakin tinggi.

"Kebanyakan pasangan merasa tabu untuk menanyakan kepada pasanganya, apakah si pasangan punya penyakit menular. Terutama untuk pasangan yang akan menikah, menanyakan penyakit menular dianggap tidak sopan," ujar konsultan masalah seksual, dr Boyke Dian Nugraha SpOG, dalam jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2011).

Dengan tingginya angka ketidaksetiaan dan ketidakjujuran pasangan seksual akan penyakit yang diderita, penularan pun tidak terhindarkan. Boyke tak heran jika Indonesia memiliki tingkat penyebaran HIV/AIDS tercepat di Asia tenggara. Selain itu, Boyke juga mengaku tidak heran jika ada data dari BKKBN yang menyebutkan bahwa angka aborsi di Indonesia mencapai 2,3 juta kasus per tahun.

Ditambah lagi, survei ini juga mengungkapkan bahwa 7 dari 10 orang tidak menggunakan pelindung saat pertama kali melakukan hubungan seksual.

Sexual Wellbeing Global Survey adalah survei yang dilakukan Durex di 39 negara selama 15 tahun terakhir. Indonesia baru tahun ini dikutsertakan dalam survei karena mempertimbangkan jumlah pengguna Durex yang cukup besar di Indonesia.

Durex menyurvei sebanyak 29.003 pria dan wanita berusia 18 tahun, baik yang sudah menikah ataupun belum. Di Indonesia, jumlah responden yang dilibatkan mencapai 1.015 orang.

"Melihat tingginya tingkat penyebaran HIV/AIDS di Indonesia, Durex berkomitmen untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia yang lebih baik melalui sexual wellbeing. Komitmen ini kami wujudkan dengan memasukkan Indonesia dalam Sexual Wellbeing Global Survey tahun ini," ujar General Manager Reckitt Benckiser Indonesia Ratanjit Das.

Mitos Seputar Seks




Banyak mitos seputar seks yang beredar di masyarakat. Ada yang benar, ada yang tidak. Tak ada salahnya untuk mengetahui mana yang secara ilmiah benar, dan mana yang tak bisa diterangkan, untuk menambah pengetahuan kita. Apakah pengetahuan Anda mengenai mitos-mitos tersebut sudah cukup baik?

1.    Tidak dapat hamil jika berhubungan badan di dalam air.
Jika seorang wanita sehat dan seorang pria sehat berhubungan badan tanpa alat kontrasepsi, maka si wanita bisa hamil. Begitu pula jika hubungan badan tersebut dilakukan di dalam air. Jika ada sperma yang hidup dan sehat bertemu dengan sel telur bertemu di dalam rahim wanita, maka si wanita tetap berpotensi hamil. Mitos ini bisa dinilai salah.

2.    Pria tak bisa berpura-pura orgasme
“Mereka bisa, dan mereka melakukannya. Dalam sebuah studi yang dilakukan di University of Kansas, sebanyak 35 persen pria mengakui mereka berpura-pura orgasme. Bahkan ada yang melakukannya saat oral seks. Tentu saja para pria tak bisa memalsukan ejakulasi, namun mereka bisa berpura-pura ketika melenguh dan melakukan gerakan tertentu. Mengapa? Seperti wanita, mereka pun bisa lelah, stres, juga karena sulit mencapai klimaks, namun tetap ingin membuat pasangannya merasa senang.

3.    Seks oral 100 persen aman
“Transmisi virus HIV melalui seks oral memang jarang, tapi Anda akan tetap bisa tertular penyakit seksual, seperti gonorea (penyakit kencing nanah) dan herpes. Dalam sebuah laporan studi terbaru menemukan bahwa wanita yang pernah melakukan seks oral dengan 6 orang pria atau lebih memiliki risiko tinggi terkena kanker oral. Kemungkinan ini diakibatkan oleh infeksi dari virus human papillomavirus, yakni virus penyebab kanker rahim. Jika memang akan melakukannya, cobalah untuk menggunakan kondom yang memiliki rasa.

4.    Pria memikirkan tentang seks tiap 7 detik
Asumsikan bahwa pria memiliki waktu 16 jam dalam keadaan terjaga dalam sehari. Jika ia memikirkan seks setiap 7 detik, maka ini berarti ia memikirkan tentang seks sebanyak 57.000 kali sehari. Jumlah ini kurang lebih sebanyak jumlah seorang manusia bernapas kala ia terjaga (tidak sedang tidur). Faktanya, jika seseorang memikirkan tentang seks sesering itu dalam sehari, ia tak akan mampu melakukan hal apa pun (dan tentunya akan membuat orang tersebut gila).

5.    Wanita tak bisa berhubungan badan saat sedang hamil besar
“Kecuali dokter kandungan melarangnya, wanita yang hamil pun masih bisa melakukan seks. Faktanya, riset membuktikan bahwa wanita hamil yang melakukan hubungan badan bisa mencegah kelahiran dini. Bahkan ada sebagian wanita yang merasakan orgasme pertama mereka ketika sedang hamil, mungkin karena adanya perubahan tingkat hormone. Posisi adalah kuncinya. Kebanyakan wanita hamil menyatakan bahwa posisi sendok dan woman-on-top adalah yang terbaik.

6.    Wanita hanya masturbasi ketika mereka masih single
Tak benar! Dalam riset terkini dilaporkan, bahwa lebih dari 40 persen wanita bersuami pun sering melakukan masturbasi. Bonusnya, wanita yang masturbasi saat sudah memiliki suami dilaporkan lebih puas dalam berhubungan badan. Mungkin karena mereka jadi lebih paham titik-titik sensitif mereka sendiri, sehingga bisa mengarahkan suaminya.

Apakah ada mitos lain seputar seks yang pernah Anda dengar dan belum menemukan penjelasannya?

8 Mitos Seputar Pendidikan Seks

Setiap anak muda memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan seks secara akurat dan seimbang, termasuk informasi tentang alat kontrasepsi, misalnya kondom.

Lengkapi dengan penjelasan mengenai pelayanan kesehatan yang profesional, seks yang aman, dan sebagainya. Jangan sampai hak itu terabaikan, gara-gara kita lebih percaya mitos.

Inilah beberapa mitos tentang pendidikan seks yang masih merongrong sebagian besar masyarakat. Mitos ini sebaiknya perlu diluruskan sehingga generasi muda mendapatkan informasi yang tepat dan benar tentang kesehatan reproduksi dan seksual.

1. Mitos: Pendidikan seks hanya perlu diberikan kepada orang yang mau menikah. Fakta: Menurut sebuah penelitian, sikap seperti itu tidak bakal menunda aktivitas seksual di kalangan remaja. Justru pemahaman yang sangat sedikit dan keliru tentang seksualitas memudahkan banyak remaja terjerumus ke dalam perilaku seks tidak sehat.

2. Mitos: Pendidikan seks mendorong para pelajar menjadi aktif secara seksual. Fakta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengevaluasi 47 program di Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Dalam 15 studi, pendidikan seks dan HIV/AIDS menambah aktivitas seksual dan tingkat kehamilan serta infeksi menular seksual. Namun, 17 studi lain menunjukkan, pendidikan seks dan HIV/AIDS menunda aktivitas seksual, mengurangi jumlah pasangan seksual, juga mengurangi tingkat kejadian infeksi menular seksual dan kehamilan yang tak direncanakan.

3. Mitos: Mengajarkan alat kontrasepsi akan mendorong para pelajar aktif secara seksual dan meningkatkan angka kehamilan pada remaja. Fakta: Para ahli yang telah mempelajari isu ini menyimpulkan, pendidikan tentang seks dan HIV/AIDS yang komprehensif, termasuk program ketersediaan kondom, tidak menambah aktivitas seksual, tetapi justru efektif dalam mengurangi perilaku seksual berisiko tinggi di antara para remaja.

4. Mitos: Kerap terjadi kegagalan alat kontrasepsi sehingga kita lebih baik mengajari para remaja untuk bersikap menghindarinya. Fakta: Kontrasepsi modern sangatlah efektif, asalkan memilih jenis yang benar-benar cocok dan digunakan secara benar. Rata-rata kehamilan pada perempuan yang menggunakan suatu jenis pil sekitar 0,03 persen, sementara yang memakai kondom untuk perempuan sekitar 21 persen, dan yang tanpa KB sekitar 85 persen. Bandingkanlah.

5. Mitos: Alat kontrasepsi tidak menangkal HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Fakta: Memang hanya kondom yang memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penularan infeksi seksual, termasuk HIV. Itu sebabnya para remaja sebaiknya mendapat pendidikan yang benar mengenai kondom.

6. Mitos: Kondom memiliki angka rata-rata kegagalan yang tinggi. Fakta: The National Institutes of Health (TNIH) menjelaskan, kondom sangat efektif untuk menangkal penularan HIV dan mencegah kehamilan. TNIH juga melaporkan, studi laboratorium memperlihatkan bahwa kondom mampu mencegah penyakit akibat infeksi menular seksual yang lain, seperti gonore, klamidia, dan trichomoniasis.

7. Mitos: Kondom tidak dapat melindungi kita dari HPV (Human papillomavirus). Fakta: Kondom memang tidak dapat menangkal infeksi virus pada bagian tubuh yang tidak tertutup kondom. Namun, TNIH melaporkan, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan HPV, misalnya kanker serviks. Penyakit jenis ini dapat dicegah dengan penggunaan kondom secara konsisten dan efektif, serta deteksi dini HPV melalui pemeriksaan pap smear.

8 Mitos: Kondom tidak efektif untuk mencegah penularan HIV. Fakta: TNIH mengonfirmasikan bahwa kondom merupakan alat kesehatan masyarakat yang efektif untuk melawan infeksi HIV. Studi lain di Eropa terhadap yang disebut pasangan HIV-serodiscordant (pasangan di mana salah satunya sudah terinfeksi HIV dan yang satu sehat) menunjukkan tidak terjadi penularan pada pasangan yang sehat, di antara 124 pasangan yang menggunakan kondom setiap kali mereka berhubungan seks. Pada pasangan yang tidak secara konsisten menggunakan kondom, sekitar 12 persen terjadi penularan pada pasangan yang sebelumnya tidak terinfeksi.

Rata - Rata Remaja Bercinta Pertama Kali Pada Usia 19 Tahun




Usia rata-rata remaja Indonesia pertama kali berhubungan seksual adalah 19 tahun. Demikian menurut hasil survei perilaku seksual remaja di Indonesia dengan metode wawancara langsung terhadap 663 responden di 5 kota besar di Indonesia yang berusia 15-25 tahun.

Sebanyak 462 responden menjawab sudah pernah melakukan hubungan seks. Temuan lain yang menarik adalah 31 persen kaum muda yang berhubungan seksual adalah mahasiswa dan 6 persen merupakan siswa SMP. Tempat mereka berhubungan seks pertama kali adalah di rumah (72 persen), tempat kos (74 persen), dan hotel (68 persen).

Sementara itu, pada kelompok responden yang pernah berhubungan seks, 11 persen remaja putri mengaku pernah hamil. Kemudian 17 persen responden mengakui pernah melakukan aborsi. Jamu (43 persen) dianggap menjadi cara utama untuk melakukan aborsi, disusul dengan klinik serta dukun bayi.

Dalam survei tentang perilaky seksual ini juga tercatat 80 persen responden menjawab memakai kondom untuk mencegah kehamilan dan 29 persen memilih melakukan senggama terputus.

Tod Callahan, country director DKT Indonesia, yang mendanai survei ini mengatakan hasil survei tidak bisa dianggap mewakili remaja Indonesia.

"Tetapi ini bisa dipakai sebagai barometer untuk menambah informasi mengenai tingkah laku orang muda dan pengetahuan akan seks yang aman," paparnya dalam presentasi Indonesia Sex Survei 2011 di Jakarta (5/12).

Zoya Amirin, psikolog seksual menanggapi hasil survei ini mengatakan temuan survei ini bisa menjadi acuan bahwa seks edukasi perlu diberikan pada remaja dan materi apa yang mereka butuhkan.
"Seks edukasi diperlukan supaya usia biologis remaja sesuai dengan perkembangan psikoseksualnya," paparnya dalam kesempatan yang sama.

Survei dilakukan melalui wawancara mendalam dengan para responden. Pertanyaan yang diajukan meliputi aktivitas mereka, pada siapa responden bercerita tentang masalah seks, hingga pengetahuan mereka tentang kontrasepsi dan kesehatan seksual. Wawancara dilakukan di tempat-tempat anak muda berkumpul, seperti mal, bioskop, sekolah, kampus, dan masih banyak lagi. Survei dilakukan di Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.

Yang Harus Dihindari Agar Sperma Optimal

Kuantitas dan kualitas sperma yang baik merupakan sarat utama bagi pria agar dapat membuahi sel telur. Karena itu jika Anda sedang bercita-cita menjadi ayah, persiapkan kualitas sperma dengan baik, salah satunya dengan menghindari 4 hal berikut ini.

1. Sinyal Wifi di laptop

Sinyal Wifi di laptop diduga akan merusak kemampuan berenang sperma. Padahal, untuk mencapai sel telur sel sperma harus lincah berenang. Dalam sebuah penelitian terbukti pria yang menghabiskan 60 menit sambil memangku laptop dengan sinyal Wifi menyala memiliki peningkatan suhu dalam pabrik sperma alias skrotum mereka.

Menurut riset kesuburan yang dilakukan peneliti di Eropa, peningkatakan suhu dalam skrotum akan mengurangi jumlah sperma sampai 40 persen. Untuk itu hindari kebiasaan memangku laptop yang menyala.

2. Ponsel

Sama seperti Wifi, radiasi frekuensi elektromagnetik dari telepon seluluer juga berpotensi merusak sperma. Dalam riset yang dilakukan peneliti dari Turki terbukti bahwa paparan radiasi dari ponsel membuat sperma menjadi abnormal sehingga mereka tidak mampu mencapai sel telur. Kalau sudah begini maka kehamilan mustahil terjadi.

3. Makanan kaleng

Dalam studi yang dimuat dalam jurnal Fertility and Sterility terungkap pria yang memiliki kadar bisphenol-A (BPA) tinggi dalam urin mereka, biasanya kualitas spermanya lebih rendah. BPA sendiri di dalam tubuh akan menyerupai hormon estrogen sehingga mengganggu fungsi hormon laki-laki. BPA sendiri banyak dipakai dalam produksi makanan kaleng, plastik, serta furnitur.

4. Pembentuk otot

Menurut badan National Institute on Drug Abuse Amerika, steroid yang lazim dipakai untuk membentuk otot, memiliki efek samping menciutkan testis sehingga produksi hormon pria terhambat. Steroid, baik dalam bentuk gel, pil, atau suntikan, sebaiknya dihindari karena mengganggu fungsi  reproduksi.

Sunday, March 13, 2011

5 Fakta Mencenangkan Tentang Mr. P




Membahas organ seksual pria yang satu ini memang kerap mengundang rasa penasaran dan tak jarang dikaitkan dengan berbagai mitos. Di antara para lelaki, mungkin tak semua selalu memerhatikan "barang berharga" mereka dengan telaten.

Terkadang, kalaupun ada sebuah keganjilan, kaum Adam kerap malu untuk menanyakannya kepada teman atau malas mencari informasi dari sumber lain. Nah berikut ini adalah beberapa fakta tentang Mr P yang mungkin belum pernah Anda ketahui. Info ini mungkin akan sangat berguna sebagai edukasi, baik bagi pria maupun wanita. Di antara informasi ini, mungkin pula ada yang akan membuat Anda tercengang.

1. Bentuknya seperti bumerang.
Bila diperhatikan, Mr P Anda sebenarnya berbentuk seperti bumerang. Seperti ketika Anda tidak bisa melihat seluruh bagian pohon oak besar di atas tanah, Anda tidak akan dapat melihat akar dari penis Anda tertanam dalam pelvis dan menempel pada tulang pubis.
Seperti dilaporkan seorang peneliti Perancis yang memantau pria dan wanita saat melakukan intercourse melalui alat pencitraan MRI, Mr P akan tampak mirip seperti bumerang lewat pencitraan alat pemindai tersebut.

Salah satu metode operasi pembesaran penis adalah dengan cara memotong ligamen yang menyokong akar organ seks ini di dalam pelvis. Operasi dapat membuat Mr P terlihat lebih besar jika lebih banyak bagian yang ditonjolkan dari dalam tubuh. Namun, operasi ini bisa menimbulkan efek samping.

Ligamen yang disebut dengan suspensory ini sebenarnya bisa membuat ereksi menjadi kokoh. Dengan pemotongan ligamen, berarti Mr P kehilangan arah sudut ke atas/depan sehingga menjadi tidak kokoh atau goyah. Akibat ini pula, Mr P menjadi rentan cedera.

2. Tak bisa dikendalikan.
Anda mungkin pernah tersadar jika Mr P sering kali bergerak atas kemauannya sendiri. Anda pasti ingat ketika organ seks ini tiba-tiba "terbangun" pada saat yang tidak tepat. Dan Anda tak bisa berbuat banyak mengatasinya.

Memang benar, Anda tak bisa mengendalikan organ ini seperti bagian tubuh lain semisal tangan atau kaki. Ini terjadi karena Mr P merespons pada bagian sistem saraf yang tidak selalu berada dalam kendali kesadaran Anda. Ini disebut juga sistem saraf otonomi (autonomic nervous system) yang berperan mengatur detak jantung serta tekanan darah.

Sementara itu, rangsangan seksual biasanya muncul tidak dengan kendali atau kemauan sendiri. Pikiran alam sadar ikut berperan di dalamnya, tetapi kebanyakan rangsangan seksual berlangsung dalam sistem saraf simpatetik (sympathetic nervous system) yang juga salah satu cabang sistem saraf otonomi.

Selain itu, impuls dari otak selama fase tidur REM dapat menyebabkan ereksi, yaitu ketika Anda bermimpi tentang seks atau saat Anda stres di tengah ujian karena lupa belajar. Mengangkat beban berat atau tekanan yang menyebabkan pergerakan usus juga bisa menimbulkan ereksi. Ketika Mr P mulai membesar tanpa disadari, terkadang organ seks ini juga mengerut dengan sendirinya.

"Penis yang sedang lembek memang bervariasi dari segi ukuran dan sangat bergantung pada setiap pribadi. Apabila penis terkena air atau udara dingin, biasanya mengerut. Itulah fungsi sistem saraf simpatetik," ujar Drogo Montague, MD, seorang urolog dari Cleveland Clinic.

Stres psikologis juga berperan dalam sistem saraf simpatetik, dan stres memiliki efek sama dengan siraman air dingin. Ketika Anda rileks dan merasa baik, Mr P yang tengah lembek tampak lebih besar ketimbang ketika Anda dalam situasi stres.

"Penis seperti sebuah barometer dari sistem saraf simpatetik," ungkap Montague

3. Tipe Grower atau Shower?
Di anatra pria, tak ada hubungan yang konsisten antara ukuran saat lembek dengan panjangnya ketika sedang ereksi penuh. Sebuah riset terhadap 80 pria, peneliti mengungkapkan bahwa penambahan ukuran dari kondisi lembek (flaccid) hingga ereksi sangat luas variasinya, mulai dari seperempat inci hingga 3,5 inci.

Terlepas dari signifikansi klinis data tersebut, tetapi data penelitian bisa dipertimbangkan. Anda dapat berasumsi bahwa Mr P yang tampak besar ketika lembek akan terlihat lebih besar lagi ketika sedang ereksi. Namun, pria yang organ seksnya terlihat kecil justru akan mengejutkan Anda saat berubah pada kondisi ereksi puncak.

Sebuah analisis lebih dari ratusan pengukuran yang dilakukan peneliti seks Alfred Kinsey menunjukkan bahwa Mr P yang pendek ketika lembek cenderung akan memanjang dua kali lebih besar ketimbang yang tampak panjang saat kondisi lembek (flaccid).

Mr P yang tidak banyak memperoleh penambahan panjang ketika ereksi dikenal dengan istilah shower (tipe pamer), sedangkan penis yang bertambah panjang disebut juga tipe grower (tipe mengembang). Ini bukanlah istilah medis dan tidak ada syarat ilmiah untuk kedua kategori tersebut.

Data Kinsey mengindikasikan, kebanyakan Mr P bukanlah tipe shower atau grower yang ekstrem. Sekitar 12 persen penis memperoleh sepertiga atau kurang dari total panjang ketika ereksi dan sekitar 7 persen memanjang dua kali lipat ketika ereksi.

4. Banyak yang tak disunat.
Laporan dari dua badan PBB, yakni WHO dan UNAIDS, menyebutkan bahwa di dunia diperkirakan hanya sekitar 30 persen pria berusia 15 tahun ke atas yang disunat.
Rata-ratanya bervariasi tergantung dari agama dan kebangsaan. Hampir semua pria umat Yahudi dan Muslim di dunia disunat dan secara global jumlah mereka mewakili 70 persen pria yang telah disunat

5. Bisa patah?
Pada bagian dalam organ seks pria ini memang tidak ada tulang, namun Anda bisa mematahkannya atau juga disebut penile fracture. "Cedera ini tidak bersifat halus dan ketika terjadi, akan timbul seperti suara jepretan kamera (snap). Lalu penis akan menghitam atau biru dan sangat menyakitkan," ungkap Montague. Penile fracture ini terbilang sangat jarang dan biasanya terjadi pada pria muda karena ereksi mereka cenderung agak rigid atau sangat kaku.

Ada cara untuk mencegah kasus ini, yakni jangan memperlakukan Mr P terlalu kasar. Penile fracture biasanya terjadi ketika pria mendorong terlalu keras dan terlalu cepat ketika intercourse dan membantingkannya pada tulang pubis pasangan. Atau si wanita terlalu aktif bergerak ketika dalam posisi di atas sehingga dapat mematahkan organ seks milik pria

Kenapa Penis Manusia Tidak Bertulang?

Misteri tentang asal-usul manusia beserta perubahan pada bentuk tubuhnya menjadi hal menarik untuk diungkap. Upaya para ahli genetika di dunia untuk menelusurinya tidak pernah berhenti.
Salah satu temuan terkini dan penting diketahui adalah bagaimana proses evolusi ini telah membuat beberapa bagian tubuh manusia modern berbeda dengan nenek moyangnya.

Para ahli di Amerika Serikat baru-baru ini mengungkap alasan mengapa manusia memiliki otak berukuran besar dan dikaruniai alat vital yang lunak dan tak bertulang. Menurut teori para ilmuwan, hal ini rupanya diakibatkan oleh hilangnya beberapa rantai atau sekuen DNA selama proses berjalannya evolusi.

Dalam laporan yang dipublikasi jurnal Nature, para ilmuwan dari Stanford University menunjukkan perbedaan antara manusia dan kerabat mamalia terdekatnya, yakni simpanse. Kata mereka, perubahan ini merupakan akibat dari hilangnya sekuen DNA sejak sekitar 6 juta tahun lalu.

Para wanita di dunia ini tampaknya patut bersyukur terhadap perubahan tersebut karena di antara DNA yang "terbuang" itu ada yang dapat memicu penis menjadi bertulang. DNA ini pula yang diduga membuat simpanse kini memiliki penis yang "tajam" dan bertulang.

Salah seorang penulis laporan, Profesor David Kingsley, dari Howard Hughes Medical Institute pada Stanford University, mengatakan bahwa hilangnya tulang pada penis mungkin menjadi salah satu faktor mengapa manusia kini mengembangkan hubungan monogami.

Sementara itu, simpanse dan makhluk mamalia lainnya dipercaya menggunakan alat reproduksi vitalnya dengan menghilangkan kompetisi sperma.

"Organisme yang memiliki penis bertulang secara umum memiliki sistem pasangan yang kompetitif," ungkap Profesor Kingsley.

"Betina akan berpromosi ketika mereka dengan subur dan mereka hanya bisa berhubungan seks di sekitar masa ovulasi. Masa ovulasi pada manusia tersembunyi dan para wanita dalam spesies kita dapat berhubungan seks untuk jangka waktu lama. Hilangnya tulang dalam penis adalah rangkaian yang utuh yang berkaitan dengan ikatan jangka panjang dan bukannya perjumpaan yang sesaat," papar Kingsley.

Dalam penelitiannya, para ahli membandingkan gen manusia modern dengan simpanse dan beruk. Para ahli mengidentifikasi segmen 510 DNA yang hilang pada manusia, tetapi sangat eksis pada simpanse dan beruk. Riset ini juga menggunakan analisis komputer untuk mengidentifikasi hilangnya sekuen DNA yang terkluster di sekitar gen-gen tertentu.

"Kami melihat lebih banyak perubahan di sekitar gen yang terlibat dalam pengiriman sinyal hormon steroid," ungkap Profesor Kingsley.

Menurut peneliti, perubahan juga lebih banyak tampak di sekitar gen-gen yang terlibat dalam perkembangan sistem saraf.

Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan tikus di laboratorium untuk mencari dua sekuen DNA. Yang pertama berhubungan dengan gen reseptor androgen, sementara yang kedua berkaitan dengan gen

GADD45g yang menekan pertumbuhan sel-sel. Riset pada tikus itu menemukan, gen yang pertama berkaitan dengan genital, sedangkan gen GADD45g berkaitan dengan pertumbuhan otak.

Kingsley mengatakan, hilangnya gen, yang membuat sel-sel otak dapat terus  berkembang di bawah kendali, mungkin berkontribusi pada pertumbuhan otak yang lebih besar. Namun, ia menyatakan bahwa hilangnya struktur DNA hanyalah salah satu faktor dalam perkembangan sebuah keturunan baru.

4 Hal Penyebab Perut Buncit




Lemak perut, sebenarnya semua orang punya ini. Tapi pada beberapa orang, menghilangkan tumpukan lemak perut harus dilakukan dengan perjuangan yang berat. Bahkan setelah rutin berolahraga, tumpukan lemak itu masih juga belum mau pergi.

Jika ini yang kita alami, coba cek apakah keempat penyebab lemak perut ini masih berada di sekitar kita? Sebab jika iya, jangan pikir panjang, AYO HINDARI!

Penyebab 1 : Makanan pengundang lemak.
Percayalah bahwa setiap makanan yang masuk ke dalam mulut, akan berbanding lurus dengan intensitas olahraga yang harus kita lakukan. Jadi jika kita masih kebingungan mengapa perut buncit tak mau hilang, coba perhatikan berapa banyak gula yang kita konsumsi.

Dan ketika berbicara mengenai gula, jenisnya banyak sekali. Mulai dari gula murni, gula refinerasi, hingga gula-gula yang ada dalam makanan atau minuman kita. Untuk menghindarinya, kita perlu menganti semua itu dengan makanan yang lebih crunchy.Selain gula ada juga makanan yang terbuat dari tepung, seperti roti, mie, hingga nasi. Makanan-makanan ini memproduksi gas ketika masuk ke dalam usus besar. Inilah yang kemudian membuat perut kita terasa lebih buncit.

Plus makanan-makanan tersebut memang tinggi karbohidrat, lagi-lagi akan diubah menjadi glukosa atau gula ketika masuk ke dalam tubuh. Apabila kita tidak melengkapi dengan olahraga, maka proses pemecahan glukosa akan melambat yang kemudian disimpan menjadi lemak dalam otot.

Penyebab 2 : Minuman berkarbonasi.
Minuman berkarbonasi adalah minuman yang mengandung karbon dioksida. Gas ini ketika masuk ke dalam perut akan memperlambat proses pencernaan makanan sehingga menumpuk menjadi lemak.

Penyebab 3: Tidak pernah melakukan olahraga angkat beban.
University of Pennsylvania mengamati 164 responden perempuan. Berdasarkan intensitas mereka melakukan olahraga angkat beban disimpulkan, responden yang  2 kali seminggu melakukan latihan angkat beban selama 1 jam, mengalami penyusutan lemak perut hingga 15 persen dibanding yang tidak latihan angkat beban sama sekali. Tak hanya itu, mereka yang latihan angkat beban juga berhasil mengurangi total lemak dalam tubuh sebanyak 4 persen.

Penyebab 4 : Melakukan sit up yang salah.
Sebenarnya sit up yang standar saja, jika kita melakukannya dengan benar akan memberikan manfaat yang besar terhadap pengikisan lemak-lemak di perut. Saat mengangkat kepala ke atas, pastikan punggung dan pudak kita bergerak dalam satu gerakan lurus. Angkat kepala sejauh yang kita mampu dan rasakan perut berkontraksi.

Ingat, jangan mengangkat kepala dengan tangan. Tapi dorong pundak ke atas dan letakkan kedua tangan di belakang kuping. Tahan beberapa menit, lalu kembali ke posisi berbaring secara perlahan-lahan agar tidak terjadi cedera.

Ayo perbaiki pola makan dan olahraga kita, jangan biarkan lemak perut menumpuk terlalu lama.  (PreventionIndonesia/Siagian Priska)

Bahaya Lemak Jenuh Untuk Kesehatan Sexual

Lemak dalam makanan yang disantap dapat membantu tubuh menyimpan vitamin yang dapat terserap lemak, misalnya vitamin A, D, E, dan K. Vitamin-vitamin tersebut sangat dibutuhkan agar organ seks dapat berfungsi.

Menurut DR Morton Walker dalam buku Sexual Nutrition (Nutrisi Seksual), dengan 9.000 kalori per gram, lemak adalah sumber konsentrasi energi tubuh yang besar. Selama pencernaan, lemak terurai menjadi gliserol dan asam lemak. 

Semua lemak hewani, termasuk di dalamnya susu, mentega, keju, lemak babi, dan saus tiram adalah lemak jenuh. Sumber lemak nabati jenuh, antara lain minyak kelapa dan kelapa sawit. Minyak jenuh terdiri dari atom hidrogen yang menjadikannya padat dalam suhu kamar.

Lemak tak jenuh lebih sehat untuk disantap. Saat disantap lemah tak jenuh cenderung dapat mengurangi tingkat kolesterol dalam darah. Lemak ini terdapat pada kacang, biji-bijian, jagung, zaitun, dan ikan. Ikan adalah satu-satunya hewan yang mengandung banyak lemak tak jenuh.

Lemak hidrogenasi diperkuat secara artifisial dengan hidrogen yang dapat meningkatkan kolesterol dalam darah. Proses ini dapat mengurangi jumlah asam lemak esensial. Makanan yang mengandung lemak hidrogenasi adalah margarin, sebagian besar selai kacang dan makanan cepat saji (fast food). Sebagian besar ahli medis dan juga anggota komite nutrisi Senat AS percaya bahwa sebaiknya mereka mengurangi konsumsi lemak, terutama lemak hewani.

Kesulitan seksual, obesitas, dan keadaan degeneratif lainnya berkaitan erat dengan faktor makanan, termasuk menyantap terlalu banyak makanan yang mengandung lemak. Makan goreng-gorengan, khususnya yang digoreng dengan metode deep-fat fried (digoreng dengan minyak yang banyak, misalnya french fries) sangat membahayakan kelenjar kelamin.

Panas tinggi yang digunakan saat memasaknya dapat mengubah struktur kimia lemak serta menciptakan racun yang tak dapat dimakan dan dapat mengganggu susunan hormon seks.

Untuk mengurangi jumlah lemak, dianjurkan membatasi diri memakan goreng-gorengan, daging yang dipanggang di atas arang (pan fried atau grilled), hot dog, alpukat, donat, kue-kue manis, dan keripik kentang  karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi. Sebagian besar ahli nutrisi percaya bahwa dua sendok makan lemak sudah mencukupi kebutuhan harian minimal tubuh Anda.

Thursday, February 24, 2011

Pilih Pil, Kondom Atau Cabut?




Merencanakan kelahiran secara signifikan menurunkan kesempatan hamil. Penggunaan kontrasepsi menjadi caranya. Namun prinsipnya, merencanakan kehamilan dan kelahiran adalah bagian penting untuk menciptakan keluarga berencana.
Kontrasepsi dipilih banyak pasangan untuk ber-KB karena sejumlah alasan. Misalnya, pasangan tak ingin memiliki anak atau ingin menunda menjadi orangtua sampai usia lebih tua. Selain faktor kematangan usia, kematangan ekonomi keluarga juga menjadi alasan mengapa banyak pasangan menunda kehamilan. Selain itu, kontrasepsi juga dipilih sebagai alat untuk membantu merenggangkan waktu kelahiran anak. Di samping itu, ada faktor lain, yakni merasa bahwa keluarga sudah lengkap sehingga kontrasepsi bisa menjaga kemungkinan hamil kembali.

Apa pun alasan dan pertimbangan Anda, untuk memilih kontrasepsi sebaiknya kenali apa saja metode yang tersedia saat ini. Metode kontrasepsi terbagi tiga kategori, hormon, barrier, dan alternative
 

Hormon
Metode kontrasepsi yang termasuk dalam kategori ini di antaranya pil kombinasi, pil yang hanya mengandung progestin (minipil), sisten intraurin (IUS), implan atau yang populer disebut susuk, injeksi, kontrasepsi patch, cincin vagina, atau dalam kasus darurat dikenal juga pil emergensi.

Metode hormon lebih bisa diandalkan untuk mencegah kehamilan daripada metode barrier, apalagi metode alternatif.

 

"Barrier"
Kontrasepsi metode barrier di antaranya alat intrauterin (IUD, coil), kondom pria, kondom wanita, diafragma plus spermisida, dan tutup serviks plus spermisida.

Metode barrier dirancang untuk menghentikan sperma agar tidak memasuki rahim. Metode inilah yang memberikan pilihan kepada perempuan yang tidak menginginkan kontrasepsi hormon. Mengenai efektivitasnya, khususnya untuk kondom, hal ini sangat bergantung dengan penggunanya. Kondom menjadi efektif jika pasangan bisa mengatasi faktor seperti spontanitas, sensasi, dan kesenangan. Jika saat libido memuncak lalu suami lupa mengenakan kondom, maka efektivitas kontrasepsi kondom berkurang.

Yang Anda perlu ketahui lagi tentang metode barrier adalah:
* Memberikan perlindungan terhadap kehamilan yang tak direncanakan tanpa bergantung siklus kesuburan dan hormon alami. Dampaknya tidak terjadi efek farmakologis.
* Metode IUD merupakan metode jangka panjang yang tidak berkaitan dengan spontanitas dan tidak perlu dilakukan setiap hari.
* Beberapa metode memerlukan latihan agar dapat digunakan secara efektif.

Alternatif
Sterilisasi pria dan wanita, pencabutan (hubungan seksual yang diputus atau coitus interruptus), dan keluarga berencana alami (kesadaran kesuburan) dengan sistem kalender salah satunya.

Metode alternatif yang alami memang murah, tetapi perlu motivasi diri. Dalam pencabutan misalnya, pria harus mencabut penis dari vagina sebelum ejakulasi agar sperma tidak masuk ke vagina. Metode ini memerlukan kontrol tingkat tinggi dari pihak pria. Jika Anda memang ingin menunda atau mengatur jarak kehamilan, maka metode ini riskan karena sering kali gagal. Tetesan kecil sperma dapat lolos dari penis ke dalam vagina sebelum pria mengalami ejakulasi. Efektivitas teknik ini bergantung pada pengalaman pihak pria.

Adapun metode alami dilakukan dengan menghindari hubungan seksual saat masa subur perempuan. Artinya, Anda perlu menggunakan teknik pencatatan harian suhu tubuh perempuan dengan menggunakan termometer kesuburan. Cara ini akan lebih efektif dengan mengombinasikan teknik yang direkomendasikan. Karenanya, untuk menjalani metode ini, Anda perlu membekali diri dengan pengetahuan dan pemahaman yang utuh tentang monitor kesuburan. Penghalang keberhasilan teknik alami ini di antaranya irama siklus menstruasi yang kerap kali tidak konsisten.

Sementara itu, sterilisasi adalah pilihan kontrasepsi yang hanya direkomendasikan kepada pasangan yang memutuskan tidak memiliki anak lagi secara permanen. Metode ini tidak direkomendasikan bagi pasangan muda yang belum menikah.

Ibu Pengidap HIV Justru Tak Selingkuh




Penelitian Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) terhadap 2.800 pasien HIV/AIDS perempuan selama 10 tahun terakhir di Indonesia mendapatkan hasil yang mengejutkan. Dari hasil penelitian tersebut, lebih dari 80 persen adalah ibu rumah tangga.

"Hasil penelitian yang dilakukan dari 1999-2009 ini menyatakan bahwa mayoritas ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS merupakan perempuan yang tidak pernah selingkuh," kata Sekretariat Jendral Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Dr Nafsiah Mboi MPH dalam Seminar Nasional Percepatan Pencapaian Tujuan 6 MDG's untuk mewujudkan Perempuan dan Anak Bebas HIV/AIDS di Jakarta, Selasa (18/01/2011).

Nafsiah menyebutkan, lebih dari 80 persen penderita HIV/AIDS adalah ibu rumah tangga. Penelitian yang dilakukan tahun 1999-2009 ini juga menyatakan, mayoritas ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS merupakan perempuan yang tidak pernah selingkuh.

Mereka justru terjangkit HIV/AIDS dari suami mereka yang kerap berganti pasangan dan berhubungan seks di luar rumah. Data 2010, kasus HIV/AIDS mencapai 22.726 kasus di 32 provinsi.

Perbandingannya, laki-laki 16.731 kasus, perempuan 5.911 kasus, dan tidak diketahui jenis kelaminnya sebanyak 84 kasus. Angka ini meningkat dari tahun 2009 sebanyak 19.973 kasus.

Nafsiah menjelaskan, penularan terbesar disumbang oleh laki-laki yang melakukan hubungan seks berisiko, selingkuh, dan membeli seks sebanyak 51,30 persen. Penularan terbesar kedua disumbang oleh pengguna narkoba suntik sekitar 39,60 persen. "Hal ini disebabkan para pasangan pengguna seks berisiko enggan menggunakan kondom," ujar Nafsiah.

"Selama masih ada narkoba dan hubungan seks berisiko (tidak menggunakan kondom), saya pastikan HIV tidak akan berkurang di Indonesia," kata Nafsiah. Sejak 2000, Indonesia memasuki tingkat epidemi terkonsentrasi yaitu keadaan yang mengindikasikan tingkat penularan HIV/AIDS sudah cukup tinggi pada subpopulasi berisiko.

source by : Kompas.com

Remaja Putri Rentan HIV

Perempuan dan remaja putri ternyata lebih rentan tertular HIV. Hasil studi menunjukkan, kemungkinan perempuan dan remaja putri tertular HIV 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki dan remaja putra.

Badan PBB untuk penanggulangan AIDS (UNAIDS) melaporkan, 67 persen kasus baru HIV dan AIDS di negara-negara berkembang ada pada kalangan usia muda (15-24 tahun). Dari jumlah tersebut, 64 persennya adalah perempuan dan remaja putri.

Demikian dikatakan Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial, dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak drg. Ida Suselo Wulan, MM dalam membacakan keynote speech menggantikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar di Jakarta, Selasa (18/1/2011).

Anggapan masyarakat bahwa HIV/AIDS hanya dialami perempuan penjaja seks ternyata tidak benar. Itu karena saat ini perempuan yang tidak melakukan perilaku berisiko banyak yang terinfeksi HIV dari pasangan tetapnya (suaminya).

"Kerentanan perempuan terhadap HIV lebih banyak disebabkan ketimpangan jender yang berakibat pada ketidakmampuan perempuan untuk mengontrol perilaku seksual suami dan kurangnya pelayanan pengobatan HIV/AIDS," kata Ida.

Kurangnya pemahaman "konsep jender" dalam keluarga membuat posisi tawar perempuan sangat rendah. Ketidaksetaraan relasi jender, baik sosial maupun ekonomi, merupakan motor penggerak utama tersebarnya wabah HIV. Artinya, apabila kesetaraan jender terjadi, perempuan dapat membuat keputusan sendiri mengenai aktivitas seksualitasnya.

"Kesetaraan jender dalam keluarga dan masyarakat dapat mengeliminasi kerentanan perempuan terhadap HIV/AIDS," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Dr Nafsiah Mboi, MPH yang merupakan salah satu pembicara dalam Seminar Nasional "Percepatan Pencapaian Tujuan 6 MDG's untuk Mewujudkan Perempuan & Anak Bebas HIV AIDS".

Menurut laporan terbaru KPAN,  jumlah kasus AIDS di Indonesia berdasarkan jenis kelamin pada 2010 sebanyak 22.726 kasus. Sebanyak 16.731 kasus atau 73,62 persennya adalah laki-laki, sedangkan 5.911 kasus atau 26,01 persennya adalah perempuan. Sebanyak 84 kasus atau 0,37 persen tidak diketahui jenis kelaminnya. Adapun rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2,83 banding 1.

Masalah HIV/AIDS mengemuka di Indonesia, diawali dengan penemuan kasus pertama pada tahun 1987 di Bali. Menjelang tahun 2000, terjadi percepatan pertambahan Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) dengan pesat. Bahkan memasuki tahun 2000, terdapat lokasi-lokasi di mana penularan HIV sudah tinggi (concentrated level epidemic).

Kondom, Penjinak Waktu Bom HIV/AIDS

Selain harus terus waspada terhadap kemungkinan teror bom dari teroris, selayaknya Indonesia juga berhati-hati pada bom lain yang tak kalah dahsyatnya, "bom waktu" epidemi HIV/AIDS yang tidak mustahil akan menewaskan ratusan ribu warga dalam 10 tahun mendatang.

Data termutakhir dari Kementrian Kesehatan, sampai 30 September 2010 saat ini diperkirakan jumlah kasus HIV di Indonesia sekitar 330.000. Bila program pencegahan masih terbatas, tahun 2020 jumlahnya bisa mencapai 1,6 juta. Saat ini Indonesia adalah satu dari lima besar jumlah infeksi HIV di Asia, bersama India, Thailand, Myanmar, dan Nepal.

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) juga mencatat kasus kumulatif AIDS di kalangan perempuan di Indonesia hingga tahun 2010 menunjukkan rekor tertinggi dipegang oleh ibu rumah tangga yakni 1970 kasus. "Ini di luar dugaan banyak orang yang mengira kasus tertinggi pada pekerja seks," kata dr.Nafsiah Mboi, Sp.A, sekretaris KPAN.

Salah satu konsekuensi dari epidemi ganda HIV/AIDS adalah meningkatnya jumlah bayi dan anak yang terinfeksi HIV. Sudah banyak ditemukan dalam suatu keluarga, suami dan istri serta anak mereka positif HIV atau ada anggota keluarga yang sudah meninggal karena AIDS.

Wanita pekerja seks di Indonesia sering dianggap sebagai biang masalah penularan HIV, padahal menurut Nafsiah yang perlu dipandang sebagai masalah adalah pria pelanggan mereka. "Kaum lelaki harus diadvokasi untuk lebih bertanggung jawab dalam perilaku seksnya," katanya di sela acara pembukaan Pekan Kondom Nasional 2010 di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, kaum lelaki berpotensi menjadi "jembatan penularan" HIV ke istri dan anak-anak mereka. Sebanyak 1,6 juta perempuan beresiko tinggi tertular HIV karena menikah dengan laki-laki beresiko tinggi, yaitu yang membeli jasa seks atau memakai narkoba suntik secara bergantian.

Terbentur mitos Penggunaan kondom sebagai upaya pencegahan penularan HIV yang sudah gencar dipromosikan sejak bertahun-tahun lalu masih selalu relevan hingga saat ini. Todd Callahan, country director DKT Indonesia mengungkapkan, sejak tahun 1996 hingga 2010, DKT Indonesia sudah menjual 736 juta kondom di Indonesia.

Sayangnya promosi penggunaan kondom sering dituding sebagai promosi seks bebas. "Kondom dan penggunaannya adalah kebaikan sosial yang seharusnya tidak jadi stigma," kata Todd, dalam acara peluncuran Pekan Kondom Nasional.

Didukung oleh BKKBN, KPAN, IBCA dan UNAIDS, Pekan Kondom Nasional 2010 dirayakan di Jakarta, Surabaya dan daerah lain mulai tanggal 1 Desember, bertepatan dengan Hari AIDS sedunia dan puncaknya tanggal 5 Desember 2010.

Persoalan lain yang menghadang promosi pencegahan HIV dengan kondom adalah adanya anggapan kondom akan mengurangi kenikmatan acara rekreasi di atas ranjang.

Seperti penuturan Cece, pekerja seks yang setiap hari menjajakan jasa di sekitar Stasiun Besar Bandung. Ia mengungkapkan sebagian besar pelanggannya menolak memakai kondom karena alasan kurang nikmat tadi. "Saya juga tidak berani memaksa karena takut pelanggan pada kapok sama saya dan lari ke wanita penghibur lain," kata perempuan asal Garut yang ditemui medio Oktober lalu.

Beberapa kali survei yang dilakukan BKKBN membuktikan stereotip "kondom mengurangi kenikmatan" tadi yang paling banyak membuat orang menjauhi alat kontrasepsi berbentuk sarung itu. Akhirnya banyak orang menjauhi kondom tanpa sempat mengenal dan memahami manfaatnya.

Mitos lain adalah kondom berpori. Padahal anggapan itu sudah tidak relevan lagi untuk dipercaya sekarang. Kondom yang beredar saat ini adalah kondom lateks yang cukup kuat dan sudah diuji untuk menahan sperma dan HIV.

Kondom berperan sebagai dinding penghambat agar tidak terjadi pertukaran cairan, seperti darah, air mani atau cairan vagina antar pasangan yang melakukan hubungan seks. Cairan-cairan tersebut bisa mengandung bakteri atau virus HIV.

Kondom lateks telah terbukti sebagai alat paling efektif dan murah untuk mencegah penularan infeksi menular seksual. Beberapa studi membuktikan hal ini, diantaranya studi klinik terhadap orang yang terinfeksi HIV dengan pasangannya yang tidak terinfeksi.

Pada 124 pasangan yang memakai kondom lateks secara konsisten, tidak ada yang terinfeksi HIV. Sebaliknya, 121 orang yang memakai kondom secara tak konsisten, 12 orang (10 persen) pasangan yang tidak terinfeksi HIV menjadi terinfeksi.

Karena itu salah satu strategi yang dibuat pemerintah dalam mencapai target MDG's dalam bidang HIV/AIDS adalah meningkatkan penggunaan kondom pada setiap hubungan seks beresiko mencapai 70 persen. Apabila dibarengi dengan penggunaan jarum suntik tak steril pada pemakai narkoba bisa turun hingga 35 persen, maka jumlah kasus infeksi baru bisa ditahan di bawah 600.000. Ini berarti bom waktu HIV/AIDS bisa dijinakkan.

TORCH Menyebabkan cacat pada janin.



Infeksi TORCH merupakan gangguan pada kehamilan yang bisa membahayakan janin. Jika infeksi ini diketahui di awal masa kehamilan, risiko penularan dari ibu pada janin bisa dikurangi sehingga cacat bawaan bisa dicegah.

TORCH (toksoplasma, rubela, cytomegalovirus/CMV, dan herpes simplex) merujuk pada sekolompok infeksi yang dapat ditularkan dari ibu hamil kepada bayinya. Infeksi ini biasanya tidak bergejala, satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes serum darah.

Pakar imunologi Dr.Liliane Grangeot-Keros dari Paris menyebutkan, infeksi TORCH dapat menyebabkan 5-10 persen keguguran dan cacat bawaan pada janin yang meliputi gangguan pendengaran, retardasi mental serta kebutaan.

"Sebagian besar cacat itu bisa dicegah dengan melakukan skrining TORCH di trimester pertama kehamilan. Jika hasilnya negatif, para ibu bisa diberi edukasi pentingnya menjaga kebersihan diri.

Namun jika hasilnya positif, dokter bisa memberikan pengobatan untuk menurunkan risiko transmisi dari ibu ke janin," katanya dalam acara media edukasi 'Mewaspadai TORCH pada Kehamilan' di Jakarta (24/2/2011).

Di Indonesia, dari 54.000 kehamilan yang terinfeksi toksoplasma 70 persennya memiliki antibodi. Sementara itu, 60 persen wanita memiliki antibodi terhadap virus herpes simplex. Kendati demikian, 50-85 persen ibu hamil yang terinfeksi rubela di trimester pertama kehamilan janinnya beresiko tinggi mengalami cacat organ.

Namun menurut dr.Yuditia Purwosunu Sp.OG (K), skrining TORCH belum menjadi rekomendasi bagi ibu hamil.

"Statistik menunjukkan, dari 10.000 ibu hamil yang hasil skriningnya positif TORCH, hanya 10 saja yang hasil diagnostiknya juga positif. Karena itu, skrining TORCH masih diperdebatkan keakuratannya," katanya dalam kesempatan yang sama.

Ia menambahkan, skrining prenatal hanya disarankan untuk mereka yang termasuk dalam kelompok berisiko tinggi, misalnya ibu yang terinfeksi HIV. "Untuk memberikan pengobatan pun standarnya adalah hasil diagnostiknya positif," papar dokter dari divisi fetomaternal departemen Obgyn FKUI/RSCM Jakarta ini.

Pemeriksaan diagnostik dilakukan dengan cara pengambilan sedikit air ketuban untuk diperiksa di laboratorium. Hasilnya jauh lebih akurat dibanding dengan skrining berupa pengambilan darah. "Jika hasil skrining positif baru disarankan untuk melakukan diagnostik tes sebelum diberikan pengobatan," tuturnya.

Saat ini, pemeriksaan TORCH masih tergolong mahal untuk kebanyakan masyarakat. Akan tetapi, menurut Keros tindakan preventif jauh lebih murah daripada kuratif.

"Mungkin biaya tes terasa mahal, tapi ongkos yang harus ditanggung jika bayi menderita cacat sangat mahal, bukan cuma dari sisi ekonomi tapi juga psikologis," katanya.

Apa itu Infeksi TORCH?

Infeksi TORCH (toksoplasma, rubela, cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex) merujuk kepada sekelompok infeksi yang dapat ditularkan dari wanita hamil kepada bayinya. Ibu hamil yang terinfeksi TORCH berisiko tinggi menularkan kepada janinnya yang bisa menyebabkan cacat bawaan.

Dugaan terhadap infeksi TORCH baru bisa dibuktikan dengan melakukan pemeriksaan darah atau skrining. Jika hasilnya positif, atau terdapat infeksi aktif dokter akan menyarankan pemeriksaan diagnostik berupa pengambilan sedikit cairan ketuban untuk diperiksa di laboratorium.

Berikut adalah jenis-jenis infeksi TORCH :

1. Toksoplasmosis Infeksi ini ditularkan oleh parasit (protozoan parasite Toxoplasma gondii). Infeksi ditularkan dari hewan bertubuh panas kepada manusia. Menurut dr.Yuditia Purwosunu Sp.OG(K), parasit ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. "Sumbernya terutama adalah daging yang tidak dimasak matang atau sayuran mentah. Tangan yang tercemar toksoplasma juga bisa menjadi media penularan jika kita tidak mencuci tangan sebelum makan," katanya.

Pada kasus infeksi maternal primer yang terjadi pada kehamilan, parasit bisa ditularkan dari plasenta dan menyebabkan cacat pada janin berupa gangguan penglihatan atau keguguran spontan, meski prosentasenya kecil.

2. Infeksi rubela Infeksi ini juga dikenal dengan campak Jerman dan sering diderita anak-anak. Rubela yang dialami pada tri semester pertama kehamilan 90 persennya menyebabkan kebutaan
tuli, kelainan jantung, keterbelakangan mental, bahkan keguguran."Ibu hamil disarankan untuk tidak berdekatan dengan orang yang sedang sakit campak Jerman," kata Dr.Liliane G.Keros, ahli immunologi dari Paris. Untuk mencegahnya, kaum wanita disarankan untuk melakukan vaksinasi rubela. "Perlindungannya mencapai 100 persen," imbuhnya.

3. Cytomegalovirus (CMV) CMV merupakan keluarga virus herpes. Virus ini ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan. Akibat infeksi ini bisa fatal karena menyebabkan cacat bawaan pada janin. Sayangnya belum ada pengobatan yang bisa mencegah infeksi virus ini.

4. Herpes simplex Virus herpes terdiri dari 2 jenis, yaitu herpes simplex 1 (HSV-1) dan herpes simplex virus 2 (HSV 2). Penularan biasanya terjadi pada kontak seksual pada orang dewasa. HSV 1 juga bisa ditularkan melalui kontak sosial pada masa anak-anak. Prevelansi HSV 2 lebih tinggi pada kelompok HIV positif dan mereka yang melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Apa itu Infeksi TORCH?

Infeksi TORCH (toksoplasma, rubela, cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex) merujuk kepada sekelompok infeksi yang dapat ditularkan dari wanita hamil kepada bayinya. Ibu hamil yang terinfeksi TORCH berisiko tinggi menularkan kepada janinnya yang bisa menyebabkan cacat bawaan.

Dugaan terhadap infeksi TORCH baru bisa dibuktikan dengan melakukan pemeriksaan darah atau skrining. Jika hasilnya positif, atau terdapat infeksi aktif dokter akan menyarankan pemeriksaan diagnostik berupa pengambilan sedikit cairan ketuban untuk diperiksa di laboratorium.

Berikut adalah jenis-jenis infeksi TORCH :

1. Toksoplasmosis 


Infeksi ini ditularkan oleh parasit (protozoan parasite Toxoplasma gondii). Infeksi ditularkan dari hewan bertubuh panas kepada manusia. Menurut dr.Yuditia Purwosunu Sp.OG(K), parasit ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. "Sumbernya terutama adalah daging yang tidak dimasak matang atau sayuran mentah. Tangan yang tercemar toksoplasma juga bisa menjadi media penularan jika kita tidak mencuci tangan sebelum makan," katanya.

Pada kasus infeksi maternal primer yang terjadi pada kehamilan, parasit bisa ditularkan dari plasenta dan menyebabkan cacat pada janin berupa gangguan penglihatan atau keguguran spontan, meski prosentasenya kecil.

2. Infeksi rubela 


Infeksi ini juga dikenal dengan campak Jerman dan sering diderita anak-anak. Rubela yang dialami pada tri semester pertama kehamilan 90 persennya menyebabkan kebutaan
tuli, kelainan jantung, keterbelakangan mental, bahkan keguguran."Ibu hamil disarankan untuk tidak berdekatan dengan orang yang sedang sakit campak Jerman," kata Dr.Liliane G.Keros, ahli immunologi dari Paris. Untuk mencegahnya, kaum wanita disarankan untuk melakukan vaksinasi rubela. "Perlindungannya mencapai 100 persen," imbuhnya.

3. Cytomegalovirus (CMV) 


CMV merupakan keluarga virus herpes. Virus ini ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan. Akibat infeksi ini bisa fatal karena menyebabkan cacat bawaan pada janin. Sayangnya belum ada pengobatan yang bisa mencegah infeksi virus ini.

4. Herpes simplex 


Virus herpes terdiri dari 2 jenis, yaitu herpes simplex 1 (HSV-1) dan herpes simplex virus 2 (HSV 2). Penularan biasanya terjadi pada kontak seksual pada orang dewasa. HSV 1 juga bisa ditularkan melalui kontak sosial pada masa anak-anak. Prevelansi HSV 2 lebih tinggi pada kelompok HIV positif dan mereka yang melakukan hubungan seks tanpa kondom.

50 Romantic things to do with your girlfriend

1. Watch the sunset together.
2. Whispers to each other.
3. Cook for each other.
4. Walk in the rain.
5. Hold hands.
6. Buy small gifts for each other.
7. Gift Roses.
8. Find out their favorite cologne/perfume and wear every time you're together.
9. Go for a long walk down the beach at midnight.
10. Write poetry for each other.
11. Hugs are the universal medicine.
12. Say I love you, only when you mean it and make sure they know you mean it.
13. Give random gifts of flowers/candy/poetry etc.
14. Tell her that she's the only girl you ever want. Don't lie!
15. Spend every second possible together.
16. Look into each other's eyes.
17. Very lightly push up her chin, look into her eyes, tell her you love her, and kiss her lightly.
18. When in public, only flirt w/ each other.
19. Put love notes in their pockets when they aren't looking.
20. Buy her a ring.
21. Sing to each other.
22. Always hold her around her hips/sides.
23. Take her to dinner and do the dinner for two-deal
24. Spaghetti? (Ever see Lady and the Tramp?)
25. Hold her hand, stare into her eyes, kiss her hand and then put it over your heart.
26. Dance together.
27. I love the way a girl looks right after she's fallen asleep with her head in my lap.
28. Do cute things like write I love you in a note so that they have to look in a mirror to read it.
29. Make excuses to call them every 5 minutes
30. Even if you are really busy doing something, go out of your way to call and say I love you.
31. Call from your vacation spot to tell them you were thinking about them.
32. Remember your dreams and tell her about them.
34. Tell each other your most sacred secrets/fears.
35. Be Prince Charming to her parents.
36. Brush her hair out of her face for her.
37. Hang out with his/her friends.
38. Go to church/pray/ worship together.
39. Take her to see a romantic movie and remember the parts she liked.
40. Learn from each other and don't make the same mistake twice.
41. Describe the joy you feel just to be with him/her.
42. Make sacrifices for each other.
43. Really love each other, or don't stay together.
44. Let there never be a second during any given day that you aren't thinking about them, and make sure they know it.
45. Love yourself before you love anyone else.
46. Learn to say sweet things in foreign languages.
47. Dedicate songs to them on the radio.
48. Fall asleep on the phone with each other.
49. Stand up for them when someone talks trash.
50. Never forget the kiss goodnight and always remember to say,"Sweet dreams."