Hingga akhir Maret jumlah kasus HIV/AIDS di Mimika mencapai 2.303 kasus,
terdiri atas HIV sebanyak 1.753 kasus dan AIDS sebanyak 550 kasus.
Dalam
laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Mimika di Timika, Jumat
(14/5/2010) selama periode Januari-Maret 2010 disebutkan terjadi
penambahan 123 kasus baru yaitu HIV sebanyak 90 kasus dan AIDS 33 kasus.
Temuan kasus baru tersebut berdasarkan laporan sejumlah unit
layanan voluntary conseling test (VCT) yaitu terbanyak dari RSMM Timika
dan RS Tembagapura, selanjutnya Klinik Reproduksi Malcon PT Freeport,
Puskesmas Timika Jaya dan Kwamki Lama serta RSUD Mimika.
Sekretaris
KPA Mimika, Reynold Ubra mengatakan pola penularan kasus HIV di Mimika
seluruhnya melalui media hubungan seksual dengan kelompok berisiko.
"Laki-laki
yang terinfeksi kebanyakan merupakan pelanggan Pekerja Seks Komersial
(PSK) dan kelompok usia produktif 20-29 tahun paling rentan tertular
HIV," jelas Reynold.
Menurut Reynold, temuan infeksi baru HIV
hampir 80 persen dibanding temuan kasus AIDS. Hal itu menandakan
perilaku risiko tertular masih tetap tinggi.
"Rata-rata temuan kasus HIV/AIDS per triwulan di Mimika mencapai 90 hingga 130 kasus baru," jelasnya.
Guna
menekan laju kasus HIV/AIDS di Mimika, KPA setempat akan memasang 72
dispenser kondom pada 15 lokasi baik pada unit pelayanan kesehatan milik
pemerintah maupun klinik swasta di kota Timika.
Dengan semakin
banyaknya tersedia dispenser kondom, maka warga setempat lebih mudah
mengakses kondom yang dianggap sebagai salah satu alat pencegahan
penularan virus HIV saat berhubungan intim.
Selain itu, sejak
tahun ajaran mendatang kurikulum HIV/AIDS akan menjadi kurikulum yang
wajib diajarkan di sekolah-sekolah setempat mulai tingkat SD hingga SMA.
Saat ini tim dari Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Mimika bersama KPA Mimika sedang menyusun kurikulum HIV/AIDS tersebut.
Sementara
itu pada Jumat siang berlangsung workshop penanggulangan HIV/AIDS di
Mimika yang diikuti para pekerja pers dan kelompok kunci seperti PSK dan
relawan AIDS di Mimika.
Kabid Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Mimika, Saiful Taqin mengatakan
kegiatan tersebut dilakukan untuk menyatukan pemahaman pekerja pers
dengan populasi kunci dalam menekan laju kasus HIV/AIDS di Mimika.
Menurut
Taqin, pemberitaan media massa yang tidak akurat, diskriminatif justru
memberikan stigma buruk bagi para PSK, terutama mereka yang terinfeksi.
"Media
massa memegang peranan penting dalam mengubah pandangan masyarakat
terhadap kasus ini maupun terhadap ODHA melalui pemberitaan yang tidak
menakutkan," harapnya.
No comments:
Post a Comment